Generasi Indonesia
Emas 2045 menjadi tema yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Mohammad Nuh pada sambutan Peringatan Hari Peringatan Hari Pendidikan Nasional
pada tanggal 2 Mei 2012. Karena pada periode tahun 2010 sampai dengan tahun
2035 Indonesia mendapatkan Bonus Demografi yang akan berlangsung pada tahun
tersebut. Menurut Badan Pusat Statistik 2011, jumlah anak usia 0-9 tahun
mencapai 45,93 juta, sedangkan anak usia 10-19 tahun mencapai 43,55 juta jiwa.
Mereka inilah anak-anak Generasi Emas 2045, yang harus mendapat pendidikan secara
sungguh-sungguh. Jangan sampai menjadi bencana demografi membebani Indonesia.
Kelompok anak usia dini 0-9 tahun merupakan masa keemasan (the golden age)
seorang anak menjadi periode yang sangat penting dalam perkembangan fisik dan
mental.
Dalam Undang-Undang Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya
Pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Dengan
demikian, sudah dijelaskan bahwa Pendidikan itu harus didapatkan karena sangat
penting untuk mengembangkan potensi. Apalagi di era seperti ini, apabila anak
bangsa tidak mau memajukan diri nya dan tidak diberikan bantuan masalah
pendidikan maka generasi bangsa untuk mewujudkan Indonesia Emas akan semakin
lama dan bisa tertunda. Semua warga Indonesia harus mau berbondong-bondong
mewujudkan Generasi Emas Indonesia yang merupakan tujuan Indonesia dan di
tunjukkan kepada Generasi yang berpendidikan. Generasi yang harusnya memiliki
kompetensi, karakter, nilai religius dan semangat unggulan dalam kehidupan.
Juga memiliki sikap, pola pikir, konsep dan berperilaku unggul dengan wawasan
yang cerdas, luas, produktif, kreatif, dan inovatif. Sehingga menumbuhkan
tanggung-jawab dan kontribusi nyata dalam mewujudkan lingkungan dan kehidupan
yang sehat, damai, tenteram, aman, nyaman, bermartabat dan berkelanjutan
seutuhnya.
Menurut
Rossabeth Moss Kanter, generasi masa depan akan didominasi oleh nilai-nilai dan
pemikiran cosmopolitan, sehingga dituntut memiliki 4C yaitu: concept,
competence, connection, dan confidence. Untuk melahirkan para inspirator,
inisiator, motivator, dan organisator bangsa yang kompeten. Thomas J. Stanley
menunjukkan bahwa dari 100 faktor yang berpengaruh terhadap kesuksesan
seseorang, IQ hanya diurutan ke-21, bersekolah di sekolah favourite diurutan
ke-23, dan lulus dengan nilai terbaik/hampir terbaik cuma faktor sukses diurutan
ke-30. Sementara 10 faktor pertama utama adalah: jujur, disiplin, trampil,
dukungan keluarga, kerja keras, mencintai pekerjaan, kepemimpinan, semangat
& berkepribadian kompetitif, pengelolaan kehidupan, dan kemampuan menjual
gagasan & produk.
Sebagai
Mahasiswa juga harus mau berkontribusi mewujudkan Generasi Indonesia Emas yang
akan diwujudkan pada 100 tahun merdeka Indonesia. Menurut saya, mahasiswa
merupakan agen perubahan yang harus membantu masyarakat dengan berbagai ide-ide
dan karyanya. Sebagai mahasiswa, supaya sadar bahwa menuntut ilmu di perguruan
tinggi bukanlah hanya untuk mendapat nilai yang tinggi, tetapi dituntun untuk
mendapat ilmu yang nantinya bisa diterapkan untuk masyarakat luas. Mahasiswa harus
mampu mengutamakan kepentingan bersama terlebih dahulu, karena apabila lebih
mementingkan kepentingan pribadi maka mahasiswa tidak akan ada yang membantu masyarakat
karena mereka akan lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan melakukan hal
yang kurang bermanfaat.
Mahasiswa supaya bisa memahami dan
menjalani nilai-nilai yang terdapat pada Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu
Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat. Pendidikan diperlukan agar
mahasiswa memiliki intelektual yang tinggi dan wawasan yang luas sehingga
membantu di dalam proses berpikir untuk mencari solusi terhadap berbagai persoalan.
Penelitian diperlukan untuk menghasilkan sebuah karya yang berguna bagi
masyarakat dengan landasan research agar karya tersebut tepat sasaran.
Pengabdian masyarakat diperlukan agar ilmu yang didapat oleh mahasiswa tidak
disimpan untuk dirinya sendiri tetapi berusaha agar masyarakat juga merasakan
manfaat dari ilmu yang dimiliki oleh mahasiswa.
Ada empat peran yang harus dimiliki
oleh mahasiswa. Keempat peran ini adalah peran yang ideal dan seharusnya
dimiliki oleh mahasiswa. Keempat peran itu, adalah:
1.
Agent of change
Mahasiswa berperan di dalam melakukan perubahan
terhadap kondisi bangsa. Saat ini bangsa kita sedang mengalami kondisi
terpuruk. Dari segi ekonomi kita melihat masih banyak rakyat Indonesia yang
hidup di bawah garis kemiskinan. Kesenjangan antara si Kaya dan si Miskin
sangat jelas sekali terlihat. Yang kaya sibuk memperkaya diri sendiri sementara
yang miskin harus berjuang keras untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka.
Dari segi politik, kita melihat banyak pejabat yang melakukan korupsi. Mereka
sibuk untuk memperkaya diri sendiri dan melupakan amanahnya untuk
menyejahterakan rakyat. Bagaimana ingin menyejahterakan rakyat sementara uang
rakyat saja mereka curi. Sungguh ironi memang Indonesia merupakan negara yang
kaya dengan sumber daya alam yang dimilikinya tetapi untuk menyejahterakan
kehidupan rakyat saja, negara ini belum mampu untuk melakukannya. Untuk itu
mahasiswa sebagai agent of change diharapkan dapat membuat perubahan terhadap
bangsa ini.
2.
Iron Stock
Iron stock merupakan peranan mahasiswa yang tidak
kalah penting, dengan idealisme yang dimilikinya membuat mahasiswa menjadi
tangguh untuk menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Mahasiswa adalah aset
yang penting di dalam melakukan pergerakan dan perubahan. Tentunya di dalam
menjalankan peran ini mahasiswa harus memiliki skill yang di dapat dari
pengalaman organisasi di kampus dan mahasiswa harus memiliki akhlak mulia agar
ilmu yang ia dapat dapat dipergunakan untuk melakukan hal-hal yang baik.
3.
Social control
Mahasiswa berperan dalam melakukan kontrol ketika
melihat adanya gejala yang tidak beres di tengah-tengah masyarakat. Mahasiswa
yang akan mengontrol perilaku pemerintah yang bertentangan dengan Undang-undang
dan merugikan masyarakat. Kontrol yang dilakukan oleh mahasiswa bisa saja dalam
bentuk demonstrasi. Selama ini orang berpandangan negatif terhadap mahasiswa
yang melakukan demo. Padahal demo yang dilakukan oleh mahasiswa itu hanya
semata-mata untuk membela kepentingan rakyat. Siapa lagi yang akan membela dan
menjadi garda terdepan dalam pergerakan untuk rakyat kalau bukan mahasiswa yang
notabene juga berasal dari rakyat. Tentunya demo yang dilakukan oleh mahasiswa
harus mengindahkan norma-norma yang ada sehingga demo dapat berjalan dengan
tertib dan damai. Selain dengan demonstrasi, mahasiswa juga dapat melakukan
kontrol sosialnya dengan jalan diskusi dan melakukan kajian. Namun cara seperti
apa yang tepat untuk melakukan kontrol sosial, itu dikembalikan kepada diri
masing-masing mahasiswa.
4.
Moral Force
Mahasiswa dituntut untuk memiliki akhlak yang baik,
karena mahasiswa berperan sebagai teladan di tengah-tengah masyarakat. Segala
tingkah laku mahasiswa akan diamati dan dinilai oleh masyarakat. Untuk itu
mahasiswa harus pandai menempatkan diri dan hidup berdampingan di tengah-tengah
masyarakat.
Apabila
empat peran mahasiswa tersebut dimiliki oleh mahasiswa dan dapat terlaksana
maka mahasiswa dapat mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045. Dan juga
mahasiswa bisa membantu Bangsa Indonesia ini untuk membentuk generasi yang bisa
mewujudkan cita-cita tersebut. Saya yakin, apabila Mahasiswa dan seluruh peran
yang mempunyai keyakinan bisa mewujudkan Indonesia Emas bekerja sama dan
berusaha keras membangun generasi berkarakter dan berpendidikan, maka dengan
mudah pada tahun 2045 nantinya Indonesia Emas bisa terwujud. Selain itu, semua
peran kemajuan bangsa ini supaya tidak melupakan atau melalaikan kewajibannya,
jangan sampai terlena dengan hal yang bisa membuat semuanya hancur. Karena banyak
sekali masyarakat yang mengambil kesempatan untuk mendominasi negeri ini disaat
mereka merasa diutamakan. Semua bisa diatasi dan dicegah apabila mereka
disadarkan dengan hal yang tidak hanya mengutamakan ego dan hawa nafsu mereka. Masyarakat
luas terlebih dahulu diberikan pengarahan sosialisasi tentang Generasi Indonesia
Emas terlebih dahulu, agar mereka sama mau bergerak untuk mewujudkannya. Dan juga
mau bertanggung jawab dengan apa yang telah diberikan kepada Indonesia Emas
nantinya. Mari kita wujudkan Indonesia Emas 2045 sebagai hadiah untuk negeri
pada 100 tahun kemerdekaan Indonesia dengan tidak melupakan segala norma dan
aturan yang menjadi pedoman bangsa kita. Kita boleh semakin maju tapi kita
tidak boleh melupakan hal yang menjadi ciri khas bangsa kita dan nilai leluhur
yang telah diperjuangkan pada saat kemerdekaan. Selamat berjuang.